Sahabat Yang Hilang

Sahabat adalah orang yang muncul pertama kali di benak anda saat anda mengalami kesulitan. 


- Reza Yoga (2010) -





Tak perlu saya tanyakan lagi, anda semua pasti punya sahabat. Begitu pula saya. Saya memliki beberapa sahabat. Sahabat semenjak SD, SMP, SMA, Kuliah, dan lainnya. Bahkan saya yakin di antara anda ada yang menjadikan benda mati sebagai sahabat. Mulai dari boneka, buku harian, Handphone, bahkan bisa juga Komputer yang ada di hadapan anda saat ini telah lama menjadi sahabat anda.


Jangan membayangkan sahabat saya jumlahnya ada ribuan. Saya termasuk orang yang tidak pandai mencari teman. Saya orang yang sangat membosankan. Jadi jangan heran, saya bisa duduk-duduk selama 20 menit bersama teman saya tanpa berbicara sedikitpun. Paling tidak saat ini saya sedang berusaha unturned menjadi orang yang lebih talkactive. Oleh karena saya hanya punya sedikit sahabat, sekalinya saya 'nyambung' dengan seseorang, saya tak akan pernah mau melepaskannya.


Well, saya tak mau pusing memikirkan apa definisi sahabat, apakah ia berbeda dengan 'teman', bagaimana huungannya dengan cinta, dan hal-hal lain seperti yang dibahas di kelas mata kuliah “Komunikasi Antar Personal”. Hal yang ingin saya ceritakan di sini hanyalah : saya memiliki sahabat baik, dan sekarang ia telah hilang !


Dia seorang laki-laki, namanya Rizky Andreawan Wibowo (saya bahkan lupa bagaimana mengeja namanya). Kami pertama kali bertemu 13 tahun yang lalu, saat saya masih duduk di bangku kelas 1 SD. Saya ingat betul pada awalnya kami belum saling mengenal, hingga akhirnya kami sadar bahwa kami memiliki banyak persamaan di berbagai hal yang menjadi modal yang bagus untuk persahabatan kami.


Tubuhnya sedikit lebih tinggi dari tinggi badanku. Matanya sipit saat ia tersenyum. Lesung pipit terukir di pipinya. Rambutnya hitam lurus sedikit berombak.


Rumah kami saling berjauhan., tapi kami sering melakukan banyak hal bersama. Sekolah, bermain, mandi di sungai, mencari buah liar, dan banyak hal menyenangkan lainnya. Satu hal penting yang baru saya sadari saat ini, ia adalah teman yang telah menyadarkan saya untuk membuka diri terhadap pergaulan. Mencari lebih banyak teman, menjalin hubungan yang lebih akrab dengan orang lain.


Hingga suatu hari saat kami bermain di halaman rumahnya, dia berkata pada saya bahwa ia akan pindah ke Kota Malang dan melanjutkan studi di sana. Awalnya saya diminta untuk merahasiakan kabar tesebut. Saat semua teman kami mengetahuinya, kesedihan luar biasa langsung melanda kami. Bagi kami yang masih duduk di bangku kelas 4 SD, kata perpisahan terdengar sangat mengerikan.


Kami pun berpisah. Mulanya saya masih bisa sering berhubungan dengannya melalui alamat dan nomor telepon yang ia tinggalkan dalam secarik kertas untuk saya. Suatu hari kertas itu hilang, dan semenjak hari itu juga dia bagai lenyap dari kehidupan saya. Hingga saat ini.


Semenjak saya kuliah di Malang, keinginan untuk bertemu dengan dirinya makin kuat. Saya ingat (walaupun samar-samar) bahwa ia dulu ia tinggal di daerah Lowokwaru, dan di daerah itulah saya tinggal sekarang. Memang rasanya hampir mustahil untuk menemukannya. Akan tetapi selama ia masih hidup, saya tak akan pernah putus harapan untuk bertemu dengannya.


Kalaupun ia telah meninggal, semoga Allah memberikan hidayah pada kami sehingga kami dapat betemu di surga kelak.


Mengulang indahnya surga kecil kami belasan tahun yang lalu.



8 comments:

  1. sy cm bs blg..........
    SABAR ja ea...
    smw pst kn da hkmhx!

    ktika inginmu tk sjlan dgn ingin-NYA..
    biarlh ingin-NYA mjd skenario t'baek dlm hdpmu....!

    ALLah pasti kn mgnti yg lbh baek dr dy,amiiiiiiinnnn..........

    ReplyDelete
  2. ;P nice post za. grow up with words.

    ReplyDelete
  3. matur nuwun mbah. tumbuh bersama nada (juga)

    ReplyDelete
  4. love ur writing Za. saya jg punya sahabat yg sampai skrg saya tidak tahu dia dimana.
    tp terkadang, ketika diulang lagi, semuanya tak sama seperti dulu lagi. waktu merubah semuanya.

    ReplyDelete
  5. wah kamu baru sekali za,aku malah berkali2 kehilangan sahabat wkwkwkwk

    ReplyDelete
  6. @ mas erik : betul mas. saya juga punya perasaan begitu. saya malah takut kalo nanti benar-benar ketemu dan mendapati dia sudah berubah, takut ndak nyambung lagi. tapi saya masih tetep ingin ketemu.

    @mas rijal : kehilangan sahabat kok ktawa...wkwkwkwk

    ReplyDelete
  7. ketawa hanya untuk menghibur diri....
    tapi katanya nih teman ma musuh tuh bedanya setipis kertas.......
    nah loh gimana tuh???

    ReplyDelete