Mimpi


“Impian adalah alasan kita untuk bangun pada pagi hari”

 -reza yoga (2007)-








 

Pembicaraan mangenai mimpi selalu terasa menarik.  Paling tidak untuk saya. Saat membahas topik itu, saya seperti menemukan keasyikan tersendiri. Saya merasa seluruh kehidupan ini adalah tentang impian dan segala usaha yang kita lakukan untuk mewujudkannya. Kita tak perlu takut salah saat membicarakannya. Tidak ada dosa pada setiap impian yang ada di benak kita.


Saya adalah seorang yang suka bermimpi. Banyak hal-hal ajaib yang terjadi dalam kehidupan saya, dan semuanya berawal dari sebuah impian. Ajak saya berbicara mengenai mimpi, dan saya dapat berdiskusi 5 jam nonstop untuk membahas tema itu bersama anda.


Ini samua bermula ketika saya menjadi salah satu delegasi dari provinsi jawa timur untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan OSIS tingkat Nasional yang diadakan di Bogor tahun 2007 silam. Sebelumnya saya tak menyangka bahwa acara tersebut akan memberikan pengaruh yang begitu besar dalam kehidupan saya. Akan tetapi saat masa pelatihan telah berakhir, dan kami diharuskan kembali ke daerah masing-masing, seolah-olah saya menjadi manusia yang baru saja dilahirkan kembali di dunia. Bukan sebagai manusia biasa, melainkan sebagai seorang pemimpi yang bertanggung jawab terhadap segala impiannya.


Satu per satu impian saya menjadi kenyataan. Mulai dari komunitas nasyid magetan, malanjutkan sekolah ke perguruan tinggi, menjuarai beberapa kompetisi, dan lain-lain. Walau beberapa di antaranya terdengar remeh di telinga orang lain, setiap impian tetap saja berharga bagi saya. Mimpi sekecil apapun dapat mendorong seseorang untuk melampaui batas-batas kemampuannya demi mewujudkan impiannya.


Pada salah satu sesi dalam acara pelatihan yang saya ikuti di Bogor tadi, setiap peserta diminta untuk menuliskan impian-impiannya di selembar kertas sebagai cetak biru peta impian mereka. Setelah itu setiap peserta maju ke depan ruangan dan menceritakan impian masing-masing. Impian mereka luar biasa. Ada yang ingin menjadi Presiden RI tahun 2030, ada yang ingin menjadi dokter internasional yang membuka praktek di 7 Negara, termasuk di antaranya Jepang, Amerika, Inggris, India, Ethiopia, dll. Pada saat tiba giliran saya untuk menceritakan impian-impian saya, tidak semua orang mengaggap serius apa yang saya sampaikan kala itu.


Salah satu yang dulu sempat dianggap remeh oleh teman-teman saya adalah : Membawa Ibu saya untuk berjalan-jalan ke Sumatra. Bagi sebagian dari anda, impian tersebut mungkin terdengar remeh, tidak penting, dan mudah dilakukan. Tapi bagi seorang mahasiswa yang demi menghidupkan impiannya untuk kuliah, harus bekerja sambilan dengan penghasilan pas-pasan seperti saya, hal itu bukan barang mudah.


Saya ingat saat saya masih kecil, saya adalah anak mama yang sangat dekat dengan Ibu saya. Kami senang untuk saling berbagi cerita. Cerita tentang apa saja. Saya selalu menceritakan semua hal yang terjadi pada saya selama sehari. Begitu pula Ibu saya. Hal itu menjadi kebiasaan kami hingga sekarang. Saking melekatnya kebiasaan itu, saya sering latah menceritakan ‘cerita harian’ saya pada teman sekamar saya di Kontrakan, (tak jarang juga kepada teman-teman kuliah, sampai bos saya di tempat kerja). Padahal saya tahu dia sama sekali tidak menganggap cerita saya sebagai sesuatu yang penting. Bahkan saat saya tahu bahwa dia tak mau mendengarkan cerita saya, mulut saya terus saja bercerita.


Dari sekian banyak hal yang diceritakan Ibu saya, ada satu hal yang tak berubah dari dulu higga sekarang. Yaitu keinginan Ibu saya untuk berpetualang menjelajah Sumatra. Ibu saya adalah seorang guru Bahasa Indonesia yang tergila-gila dengan Sastra. Saat saya hanya bisa mengeryitkan dahi tatkala melihat Taufik Ismail membacakan salah satu puisinya, Ibu saya dapat tersenyum sangat lebar dengan mata berbinar hanya gara-gara melihat sosoknya berdehem di atas panggung. 


Kebanyakan karya sastra yang digilai Ibuku ber-setting di daerah Sumatra. Oleh karena itulah Beliau sangat ingin pergi ke Sumatra. Menjengkal setiap pekarangan rumah Siti Nurbaya, merasakan ketegangan detik-detik tertangkapnya Saman di pedalaman Sumatra, atau hanya sekedar menikmati angin sepoi di tepi jembatan Ampera.


Suatu malam saya mendapati Ibu saya menangis di dalam kamar. Usia saya saat itu masih terlalu kecil untuk memahami masalah yang sedang menimpa beliau. Sambil mengintip dari celah pintu kamar, saya berfikir bahwa saya harus melakukan sesuatu untuk membut Ibu saya berhenti menangis. Yang terlintas saat itu hanya raut sumringah Ibu saya ketika menceritakan novel-novel sastra dan keindahan alam Sumatra yang menjadi latar tempatnya. Pada akhirnya, malam itu saya berjanji kepada diri saya sendiri untuk mengajak beliau pergi ke Sumatra berkeliling ke tempat-tempat indah yang disebutkan di banyak novel sastra Indonesia, demi membuatnya tersenyum.


20 Desember ini, Ibu saya berulang tahun. Tidak perlu saya sebutkan ulang tahun ke berapa. Yang jelas, saat saya melihat reminder di HP saya tentang ulang tahun Ibu saya, saya sadar bahwa waktu saya untuk memenuhi impian tersebut tak banyak lagi.


Ya, saat ini anda menyaksikan saya sedang bermimpi, dan saya yakin ALLAH telah memeluk impian saya. Sangat erat.


 

 

Goyang Lidah Kota Malang


Ada yang aneh dengan bos di tempat saya bekerja. akhir-khir ini beliau sering meng-update status FB nya dengan hal-hal yang berbau kuliner. Hmm memang tidak terlalu aneh, berhubung salah satu hobi bos saya adalah wisata kuliner.

tapi sedikit membuat saya bigung, karena beberapa minggu yang lalu bos sempat ngomong ke saya kalo beliau sedang ingin menurunan berat badan, salah satunya lewat diet. sedangkan "jajan" sama sekali tidak termasuk dalam rangkaian pengaturan pola makan (baca : Diet)


Postingan saya kali ini sebenarnya lebih ditujukan untuk menguji, seberapa tahan kah beliau untuk tidak "jajan sembarangan" apabila tahu list tempat-tempat wisata kuliner yang mantap di kota malang. (Hihihi, semoga ini tidak menambah dosa-dosa saya). ini juga bukan hasil perburuan saya sendiri, melainkan dari salah seorang sahabat yang mengirimkannya lewat e-mail. check it out :


Warung Spesial Sambal Di wilayah deket sengkaling.kira2 100 meter sebelum sengkaling di kanan jalan ada papan Spesial Sambal.Buka tiap hari jam 1 siang sampe 22.00. khusus senin tutup . jamin sambel nya mak Nyoss

Ayam Bakar Lampung . jalan masuk sebelah Sardo kita 100 meter masuk kiri jalan.buka jam 6 malam sampe 11

Sambel Mbok Jayuz.. sambel nya mantab !!! wilayah sekitar ABM tanya ajah banyak yg tau koq.buka sore sampe malam

Nasi CEker.. Buka jam 9 malem sampe subuh.. depan carefour

STMJ wilayah jl Sukarno Hatta depan nya Happy Puppy.. STMJ nya gak ada yg bisa ngalahin mantab abizz

Surabi Malang mirip seperti Surabi bandung. tapi rasa boleh di coba dah.deket wilayah stasiun.lupa jalannya..tanya ajah pasti banyak yg tau

Warung Bu Haji AREMA Menu Jawa istilah AREMA, perempatan Kidul Dalem, pernah masuk wisata kuliner nya Pak Bondan Winarno....banyak yg beri rating 10/10 dari tabloid2 kuliner

Es Tawon : Es campur dengan gula asli yg menarik lebah2/tawon yg tidak diketahui asal muasalnya. Jadi kita minum es ditemani tawon2. Unik... di perempatan Kidul Dalem, Pasar Besar.

Warung Kopi dan Ketan Menu utama : ketan, bubuk kacang, gula jawa cair, kopi, teh, jahe. Lokasi : Pojokan perempatan Rampal - SKI, perempatan Kauman depan RSB Muhammadiyah, Talun Gang sebelah bilyard

Sego Campur Buk Disebut Buk karena yang jualan Ibu2 yang dalam bahasa Arodam dipanggil Buk. Menu utama : nasi sayur lodeh, paru goreng, jeroan, ayam, empal Lokasi : Sebelah Pom Bensin Brantas, Pertokoan Stasiun Kota, Kidul Dalem depan Saguanto, Pasar Kebalen dan di Pasar Besar

Sego Goreng dan Mie Jowo, Sego Resek Menu Utama : nasi goreng putih / mawut, mie goreng / rebus. Lokasi : Pojokan perempatan Kasin sebelah bengkel Vespa, Pojokan perempatan Merapi - Buring (RRI Lama), Gang dekat perempatan Pattimura dan gedung WISH / BTC, Gang depan Soto Lonceng Wetan Pasar, Pak Wulan Klampok Kasri, Nasi Goreng Kambing Pedes dalam kampung Klampok Kasri

Martabak dan Terang Bulan Lokal Menu utama : martabak telor, terang bulan, tahu petis, menjes. Lokasi : Pasar Senggol, Kelud, Martabak Dinoyo depan Soto Kudus, Bang Sohel Tongan, Kairo pertigaan Kauman, Agung pertokoaan depan Mitra

Jajan Gorengan Disetiap pojok gang maupun di pasar2 dijumpai penjual gorengan. Menu utama : singkong, ketela, tempe menjes, tahu brontak, weci, tape, bakwan, kokam, gandoz, ketan jadah, tape ketan hitam dll. Lokasi : Jalan Gajayana gang sebelah Salon Didiet, Kaliurang, Perempatan rel kereta Ciliwung

Jajan Pasar Disebut jajan pasar karena hampir tiap pasar ada penjual jajanan ini. Sangat khas Jawa yang full legit, kelapa parut, wangi pandan en manis gula jawa cair Menu Utama : putu, lopis, cenil, klepon, gatot, sawut, horok2, ketan Lokasi : Gang Depan Dunkin Donat Celaket, pasar pagi dan malam

Orem-orem Menu Utama : sayur tempe orem2 (sayur kunir), krupuk, lontong atau nasi. Lokasi : depan pasar Kebalen, rel kereta Boldi, Pertukangan depan Bioskop Jaya, adayang jualan didorong di daerah Dinoyo, Gajayana dan Veteran

Sego Campur Korak dan Nasi Bebek Dijuluki korak karena menunya sangat urakan dan murah harganya. Menu utama : sayur lodeh, bening, sop, kecambah, lauk tempe atau tahu plus krupuk ditambah teh pait atau air putih bisa tambah bonus rokok sebatang. Sedang nasi (pakan) bebek adalah nasi lauk pecel dan gorengan weci Lokasi : pojokan pertigaan jalan turun Bendungan Sutami ke IKIP lewat Ambarawa, gang2 kecil disekitar IKIP jalan Surabaya dan Jombang, gang Kerto2an di wilayah IAIN dan Unibraw, depan Kelud, depan Pasar Bareng, pertigaan jalan Jakarta - Ijen (nasi bebek khusus buka malam hari)

Dok-dok Makanan ala cina yang beredar dengan menu nyaris sama antara ratusan pedagang khas keliling sembari menabuh kentongan (dok dok). Menu utama : ala chinese food nasi goreng, mie rebus ato goreng, pu yung hai, cap jay, tami goreng, ayam mentega, nasi mawut, mihun dll. Lokasi : biasa bergerombol di depan Bank Bali jalan Semeru, gerbang UNMER, pertigaan jalan Jakarta - Ijen atau di setiap pelosok perumahan dan kost2an

Soto Dok Soto daging Lamongan, dijual dengan gaya khas membanting botol kecap dengan keras ‘DOK’ bunyinya sehingga dijuluki murah meriah + kaget ! Menu utama : soto daging, jeroan sapi, perkedel kentang dan teh manis legit. Lokasi : Dulu merupakan ciri khas daerah Bioskop President Jl. Sarangan sekarang sudah kegusur pindah pojokan depan gedung Pulosari dan di kios Pasar Tawangmangu

Soto Babon Khas soto ayam betina gemuk Lokasi : Pasar besi tua Bentoel Lama

Soto Ayam lamongan Oro2 Dowo dan di Tlogomas, Khas Jalan Lombok dan cabangnya di dekat STIA Tlogomas spesial pake koyah (bubuk kedele)

Soto Kambing (Ngelo) Khas soto daging dan jeroan kambing dengan koyah serta lontong banyak gajih (lemak). Lokasi : sekitar Kampus III Unmuh Tlogomas (Terminal Landungsari)

Soto Shampo Khas mirip Soto Lombok tapi lebih terasa bumbunya (spicy). Lokasi : perempatan Lapangan Shampo (Angkatan Laut dekat SMAN 5) dengan warung yantg sederhana (awas suka antri dan habis sebelum jam 11 malem)

Bakso Ciri khas Kota Malang, tahu, gorengan dan bakso yang besar2, bakso kasar, goreng, tahu, mie, jeroan sapi, mihun dll. Lokasi : Bantaran, Glintung, Kemirahan depan Gang, belakang Mitra II, pertigaan pasar Halmahera, Gajayana dll. plus rombong2 yang didorong di pemukiman

Sego Pecel Dalam berbagai versi Blitar, Madiun, Ponorogo ataupun lokalan. Dapat dijumpai di Jalan Gede (Dempo), Jalan Rajekwesi, Jalan Kawi dengan cabang di Letjen S. Parman dekat Wijaya Kusuma dan Dinoyo depan pasar, Jalan Bendungan Sutami depan Pom Bensin / Unmuh Kampus II, Pasar Mergan - pas buat sarapan !

Ronde minuman khas dengan kacang, jahe pedas dan sejenis klepon disajikan panas dan Angsle berisi roti tawar dengan kuah santan penuh bumbu. Lokasi : hampir di tiap perkampungan ada yang jualan saat malam hari

Tahu Petis dan Telor Tahu dipotong kecil (dicampur telor dadar), digoreng dan disajikan dengan petis legit, bumbu kacang, lontong, kecambah, atau nasi dan krupuk kecil2. Lokasi : sekitar SMAN 5 malam hari, perempatan Kasin depan Sego Resek dan gang sebelah Sinar Brawijaya (depan Kapal Teknik Unibraw)

Tahu Campur Walaupun disebut tahu tapi justru unsur tahunya sedikit, campurannya banyak : singkong, sayur slada, kecambah, tahu, suun, bumbu petis plus kuah dan daging sapi

Mie Pangsit Lokasi : Belakang SMA Dempo, Pujasera Pulosari, jalan naik Tanjung - Mergan, Isor Uwit depan Pasar Oro2 Dowo, Mie Gloria depan Plasa Malang, Mie Gajah Mada Pecinan sebelah Rahman Sports

ITB, STMJ Khas minuman serba panas susu, telor, madu, jahe ada yang tambah ginseng dan ramuan jamu plus telur ayam kampung 1/2 matang. Lokasi : Malam hari bertebaran di setiap sudut kota, Jalan Kawi, Bareng dekat Jalan Semangka, Jalan Surabaya, Pujasera Pulosari biasanya dilengkapi dengan Roti dan Jagung Bakar

Rujak Petis (Cingur) Lokasi : hampir tiap kampung ada, Jalan Amprong, Jalan Lawu (pindah Sawojajar) Tenes Stadion Rujak Manis dan Es Degan Stadion dan Primagama Jalan Semeru, Stasiun Kota, Warung Pojok depan BTC Pajajaran

Sego Trancam Nasi dengan lauk sayur lodeh tahu, urap2, lamtoro khas disebut seglo slametan atau sego kuburan (orang mati). Lokasi : di pasar2, Kasin sebelah Sego Resek

Pecel Lele Warung Citra Kawi dan Soekarno Hatta, Kampung Klaseman (pagi), Depan Perbankan Unmer (malam) dan sejumlah tempat lain. Gurami Goreng dan Bakar di Pujasera2 dan Resto Alami seperti di kebon Agung

Sate Ayam ARODAM hampir di setiap sudut kota tersedia

Tempe Penyet Kuburan Kasin, warung2 lain Tempe Sanan dan Kripik Tempe

Ayam Bakar Pak No Pom Bensin Kasin Sawahan dan sejumlah tempat lainnya

Ayam Goreng dan Fried Chicken Depan Perbankan Unmer, Jalan Galunggung depan Gading Pesantren dan di Pujasera2

Rawon Jahat Kawi Atas masuk Bareng, Nguling, Warung Perempatan Muharto

Bang Sohel Tongan Sate Gule dan Etas Mbik diberbagai pelosok kota

Sea Food di tiap Pujasera, jomplangan Ciliwung

Pujasera DEMPO, Bondowoso, Pulosari, Soekarno Hatta, Kawi, Bengawan Solo (Sanan / Purwantoro jalan logam2)

Warung Aneka Menu Minggu di Stadion pake Moko (Mobil Toko)

Warung Top : Marhaen, Nyik Sun, Warung Lama H. Ridwan, Panglima Sudirman, Lesehan Stadion, Citra, Hok Lay, Toko Oen, Ayam Tenes, Ayam Pemuda, Ayam Prambanan, Ringin Asri

Pecel Glintung, di bilangan Jl. S.Parman ; nasi pecel terenak di Malang minimal menurut saya walau masih ada yang lain seperti Mbok Jo, Pecel Kawi dan seterusnya. Pecel Glintung terletak di pinggir jalan tapi terletak agak turun dari badan jalan. Bumbu dan menu pendamping seperti sate komoh, telur asin dan perkedel jagungnya membuat Anda kian seru menikmatinya. Semoga Anda sependapat dengan saya setelah mencobanya.

Tugu Restoran, Hotel Tugu Malang ; restoran yang ini memang kelas satu. Cocok buat makan pagi, siang atau malam. Menunya bervariasi dari Indonesia sampai Eropa. Anda bisa menikmati koleksi benda-benda kuno. Tempat yang patut Anda coba. Menu favorit saya disini Nasi dan Soto Kaki Kambing. Oh ya, Ice Lemon Tea-nya perfect !

Ayam Goreng Bang Saleh, di bilangan Karangploso. Satu-satunya restoran yang menyajikan gratis nasi putih. Ayam Goreng dan Sambal Terong-nya enak banget. Karena lokasinya menuju Batu dari arah Karanglo ; mungkin sebaiknya Anda mampir untuk makan siang dulu di tempat ini ketimbang ketemu macet (jika Anda kurang beruntung) saat menuju Batu. Tempat yang menyenangkan.

Dim Sum, Hotel Gajahmada. Di Malang memang ada beberapa restoran menyajikan dim sum seperti KDS di Araya dan Restoran Gang Jangkrik S. Parman ; tapi entah bagaimana dim sum di Hotel Gajahmada ini terasa lebih enak dengan harga relatif terjangkau. Sebaiknya Anda dan Keluarga datang pagi hari sekitar pukul 07.30. Bukannya apa-apa sikh kuatir kagak kebagian meja jika hotel sedang banyak tamu, sebab area yang digunakan adalah untuk makan pagi tamu hotel juga.

hehe untuk pak bos, saya sarankan untuk membeli penimbang berat badan terlebih dahulu sebelum berniat untuk mencicipi semua kuliner di atas !

Kearifan

Hanya ingin berbagi kisah inspiratif yang telah menyentuh nurani saya : 


Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap hari hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.


Pada tanggal 7 Juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.

Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking, penumpang sangat penuh pada hari ini.

Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saat itu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.

Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketika melewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.

Kami menanyakannya mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakan karung tua diatas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannya duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengan tegang ditempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.

Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia mejawab bahwa dia hendak ke toilet tetapi dia takut apakah dipesawat boleh bergerak sembarangan, takut merusak barang didalam pesawat.

Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang disebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakan segelas minuman teh dimeja dia, ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah, kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak diladeni malah diusir.

Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minunam kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.

Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya.

Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat tiga di Peking. anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal dikota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orang tua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking, anak sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobil begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama-sama ke Peking, tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri akhirnya dengan terpaksa disetujui anaknya.

Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut ditempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur, akhirnya kami membujuknya meletakan karung tersebut di atas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati-hati dia meletakan karung tersebut.

Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil? dan meminta saya meletakan makanannya di kantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, kami semua sangat kaget.

Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa dimata seorang desa menjadi begitu berharga.

Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh didalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut, tetapi diluar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri, perbuatan yang tulus tersebut benar-benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.

Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut dan menyembah kami, mengucapkan terima kasih dengan bertubi-tubi, dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, kami di desa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak, hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kepada kalian. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seseorang anggota yang bekerja dilapangan membantunya keluar dari lapangan terbang.

Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam-ragam penumpang sudah saya jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain-lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan, hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan tersebut membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya dimasa datang yaitu jangan memandang orang dari penampilan luar tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat.

semoga bermanfaat

WANITA (SEHARUSNYA) BUKAN BUNGA


Ada sebuah fenomena klasik yang menarik perhatian saya akhir-akhir ini. Saat saya membuka profile facebook teman-teman saya yang berjenis kelamin perempuan, tak sedikit dari mereka yang memajang gambar bunga sebagai foto profilenya. Hal itu tak hanya saya temui di facebook, tapi di situs jejaring social lain macam friendster, twitter, bahkan sampai gambar profile di blog.


Saya tahu itu merupakan fenomena yang biasa. Sangat wajar. Wanita dengan segala pesonanya memang menarik bagai bunga. Mereka kaya akan daya tarik sebagaimana warna dan aroma wangi bunga yang bermacam-macam. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kuku kaki, anda akan dengan mudah menemukan bagian menarik dari wanita.


Jadi memang tidak salah sebenarnya, apabila kebanyakan wanita memilih bunga sebagai objek yang dapat mewakili karakteristik mereka.


Tapi saya memiliki pendapat lain. Wanita dan bunga memang sama-sama menarik, penuh pesona dan daya tarik. Tapi orang yang berpandangan seperti itu  seringkali melupakan poin bahwa bunga dapat dijamah, bahan dipetik oleh siapa saja. Bunga yang konon sangat cantik tersebut hanya dihargai beberapa ribu rupiah saja di pasar, dengan berbalut plastik tipis seadanya. Kalaupun di toko bunga, ia diperlakukan dengan lebih baik, bunga tetap saja akan layu menanggalkan segala kemolekannya, beberapa waktu setelah dipetik.


Bagi saya wanita tidak serendah itu. wanita memiliki martabat dan kedudukan yang istimewa. Bahkan ada yang mengatakan bahwa wanita itu dilahirkan tiga kali. Pertama saat ia dilahirkan sebagai seorang anak, kedua saat ia dilahirkan sebagai seorang istri, dan ketga saat ia dilahirkan sebagai seorang ibu. Masing-masing dari peran itu adalah peran mulia yang turut meninggikan derajat seorang wanita.


Saya sendiri lebih sepakat apabila wanita dilambangkan dengan berlian atau permata. Kedua batuan tersebut memiliki nilai keindahan yang setara, bahkan pada beberapa poin melebihi nilai keindahan yang ada pada bunga. keduanya terbentuk dari proses pembentukan yang tak mudah. Mereka juga harus dipoles melalui beberapa tahap agar nilainya semakin tinggi,  sehingga tak sembarang orang boleh menyentuhnya. Keduanya pun sama-sama keras, setegar wanita saat menghadapi badai cobaan dalam hidup, dan mereka ditempatkan dalam posisi yang terhormat di etalase mall-mall kelas atas.


Menurut saya seperti itulah harusnya seorang wanita.


Bagaimanapun itu hanya pandangan saya. Bagaimana dengan anda ?

                                                                                                      

Giliran “Bambang” mau curhat


assalamu'alaikum wr. wb. 

Teater langit
menjejak bumi menengadah langit


Sebenarnya teater bukan barang yang baru bagiku. Selain bernyanyi, masa SMA ku banyak kuhabiskan dengan menonton pertunjukan seni peran, monolog, puisi, bahkan tak jarang aku terlibat di dalamnya, baik menjadi penulis naskah sampai jadi aktornya. Terakhir, aku dan 3 orang temanku berhasil menjuarai lomba visualisasi dongeng se-jatim yang kebetulan diadakan di tempatku kuliah, yaitu kota Malang.

Namun karena satu dan lain hal, aku memilih untuk berhenti dari kegiatan-kegiatan tersebut. Salah satunya karena alasan keyakinan. Tak perlu kuceritakan bagaimana detilnya, yang jelas, aku merasa bahwa aku harus mencari arah dan jalan yang benar dalam melakukan hal-hal tersebut. Prinsipku dalam berkesenian banyak yang bertolak belakang dengan para pelaku seni “kebanyakan”. Hingga akhirnya aku dipertemukan dengan Teater Langit.

Pertemuan itu terjadi secara tidak sengaja. Sesepuh teater langit adalah orang yang sama dengan orang yang menjadi bos di tempat kerjaku. Obrolan-obrolanku dengan beliau (sebut saja MJ –bukan michael jackson tapi mbah jiwo-) banyak memberiku gambaran bahwa kami memiliki visi yang sama tentang berkesenian. Hal itu membuatku tertarik, bahkan sangat tertarik untuk kembali menggeluti dunia teater.

Pertama kali bergabung, prinsipku adalah seberapa banyak pengalaman dan ilmuku, itu tak menjadikan aku lebih spesial dari anggota Teater Langit lainnya. Aku harus kembali mengawali semuanya. Aku belajar banyak dari MJ dan anggota lainnya tentang bagaimana ber-teater yang baik. Mereka banyak mengingatkanku tentang ilmu-ilmu teater yang sudah banyak kulupakan.

Segala proses terasa sangat membantu dan berlangsung dengan menyenangkan. Walaupun muncul hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti ketidak tepatan waktu,dan lain sebagainya. Tetapi aku selalu memiliki seribu alasan untuk memaklumi hal-hal tersebut. Salah satunya karena mereka-mereka yang tergabung dalam teater langit bukan “orang sembarangan” yang memiliki banyak waktu luang setiap harinya. Mereka adalah mahasiswa-mahasiswa aktif penggerak organisasi-organisasi di kampus masing-masing. Bahkan kebanyakan dari mereka menjadi pemimpin di organisasinya masing-masing.

Pengalamanku di teater langit (sebut saja TL) bertambah seru ketika TL mendapat undangan untuk tampil pada acara pekan buku brawijaya yang diadakan untuk memeriahkan acara Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional di UB Malang. Disitu aku mendapat peran pertamaku bersama TL. Setelah melalui diskusi panjang kami memutuskan untuk menampilkan sebuah lakon yang bertajuk “Presiden Gaplek”

Saat itu aku kebagian peran menjadi seorang dosen berpendidikan tinggi yang menjadi juri sebuah lomba. Tak ada yang salah dengan karakternya selain penampilannya yang super culun, ide-ide nya yang kontroversial (bahkan cenderung nyleneh), hingga kecintaannya pada Dewi Persik yang berlebihan. Bagi orang lain, mungkin peran itu tidak terlihat sulit. Tapi tetap saja menjadi tantangan yang memaksaku untuk mendalaminya dengan maksimal.

Usahaku tak sia-sia. Oleh anggota TL lainnya, penampilanku dihargai dengan sebuah gelar “best player” untukku. Tentu saja itu menjadi hal yang sangat istimewa bagiku mengingat itu adalah penampilan perdanaku di TL. Walaupun sebenarnya, senyum penonton yang puas dengan penampilan kami adalah penghargaan tertinggi bagiku. Bagaimanapun, gelar best player membuatku lebih termotivasi untuk terus menghasilkan karya yang lebih baik.

Tak lama setelah penampilan presiden gaplek, TL kembali mendapat undangan untuk tampil di depan seluruh mahasiswa baru univ.Brawijaya dalam acara grand opening mentoring (Genome). Pada kesempatan ini kami mementaskan “Mentoring Mengalihkan Duniaku”. Pada kesempatan ini juga aku harus mempertanggung jawabkan gelar best playerku dengan menjadi pemeran utama. Sempat grogi juga, tapi MJ selalu memberikan motivasi yang akhirnya membuatku semangat untuk terus maju (walaupun sebenarnya, MJ pun sempat ehm...ehm...putus asa sebelum hari-H, hehehe ).

Kali ini aku memerankan Bambang. Pemuda tanggung dari kampung yang diterima kuliah di Malang. Di Malang, ia bertemu dengan berbagai macam teman yang mengharuskannya untuk memilih apakah ia akan berteman dengan “good team” atau ”bad team”. Cerita semakin seru dengan adanya adegan kematian ibu bambang, dan mimpi buruk bambang. Akhirnya, kecintaan bambang pada ibunya membuatnya mantap untuk terus ada dalam jalan kebaikan, salah satunya dengan cara mengikuti Mentoring yang diadakan oleh kampusnya.

Seharusnya, memerankan tokoh bambang tidak menjadi suatu hal yang sulit, karena aku juga pernah mengalami hal yang sama dengan apa yang bambang alami. Yang membedakan adalah ibuku masih hidup,sedangkan ibu bambang sudah meninggal dunia. Latihan untuk pementasan kali ini pun berbeda dengan suasana latihan untuk pementasan sebelumnya. Pada awal latihan, MJ memberikan sebuah renungan mengenai ibu yang membuat air mataku meleleh, mengalir menganak sungai.

Banyaknya adegan menangis membuat pementasan ini menjadi pementasan yang menguras energi. Apalagi, pementasan ini dilakukan saat bulan puasa. Akan tetapi, gemuruh tepuk tangan penonton membuat semua rasa lelah hilang. Ekspresi penonton yang mengikuti ritme pementasan di tiap adegan (tertawa, bersorak, menangis, dll) semakin membuat kami yakin bahwa apa yang kami persembahkan kali ini adalah sesuatu yang benar-benar luar biasa.

Akan tetapi aku tak ingin keberhasilan pementasan kali ini menjadikan para punggawa TL(khususnya aku sendiri) menjadi lupa untuk berpijak di bumi. Masih banyak yang harus kami evaluasi, baik itu dari segi cerita, para pemainnya, properti, dll. Bagaimanapun, penampilan kali ini adalah sesuatu yang lebih dari sekedar berkesan di hati kami. Semangat untuk berkarya semakin menggebu, cakrawala impian kami semakin luas, pengalaman kami bertambah, dan keinginan untuk menyebarkan serta mengajak orang kepada kebaikan melalui teater semakin besar.

Sekali lagi, apa yang Teater Langit lakukan bukanlah “sekedar” ber-teater....



wassalamu'alaikum wr. wb. 

Reza “Bambang” Yogaiswara



AKU INGIN SENDIRI

Aku juga tidak tahu pasti alasan mengapa aku ingin sendiri. Aku merasa perlu untuk kabur sejenak dari tempatku sekarang. Mencari tempat yang memungkinkan bagiku untuk melihat-Nya dengan jelas. Bukan di rumah kontrakan, bukan di tempat kerja, bukan di kampus, bukan pula di kampung halamanku.
Aku kehilangan fokus, pikiranku penuh dengan pikiran yang terkadang aku sendiri sulit untuk mendeskripsikannya. Aku seperti kehilangan sesuatu. Saat aku mencarinya, guruku berkata bahwa apa yang aku cari ada di dalam diriku. Aku tak tahu harus memulai dari mana, dan harus mengakhirinya seperti apa. Segalanya hanya mengalir. Aku pemeran utamanya, tapi aku tak bisa mengendalikannya.
Aku seorang diri di persimpangan,
Aku seperti berteriak di tengah keramaian
tanpa seorang pun mendengarkanku
Astaghfirullah.........
Astaghfirullah.........
Astaghfirullah.........
Aku sadar semuanya haruslah berawal dari diriku sendiri. Aku hanya meminta waktu. Sejenak, agar aku bisa kembali membuka mata, dan melihat-Mu dengan sedikit lebih jelas.
Aku akan memulainya dengan kesendirian. Berusaha menemukan sesuatu yang telah mereka sembiunyikan dariku. Merangkai mimpi yang sempat berserak. Kemudian berkata dengan lantang pada kehidupan : "AKU SIAP (kembali) MENGHADAPIMU ! ".


Borong Aja Sendiri.. Pasti Orang Penasaran!!


Alkisah.. di sebuah tempat di Negeri Antah-Berantah. Seseorang yang seringkali muncul di media massa negeri itu sebagai pembicara, motivator, pebisnis dan konsultan kesejahteraan yang sukses dan tentu saja kaya-raya sedang melakukan rapat dengan timnya.

“Bagaimana penjualan buku yang saya tulis..” tanya si dia.

“Wah.. repot bos.. orang-orang pada belum tahu siapa bos.. jadi hasil penjualannya seret..” jelas staf marketing.

“Hasil penampilan di media-massa juga nggak terlalu terlihat hasilnya bos..” jelas staf humas.

“Buku-buku juga masih banyak numpuk di gudang-gudang toko buku yang punya jaringan nasional bos..” jelas staf sales.

“Kalian ini gimana sih.. kerja pada nggak becus.. masa jual buku saja susah..” hardik si dia dengan penuh kekesalan.

“Saya sudah susah payah membentuk personal branding kemana-mana. Belum lagi ngumpulin foto-foto bareng top-top motivator dan konsultan kelas dunia. Masa nggak ada yang mau beli buku saya..” gerutu si dia dengan kegeraman yang luar biasa.

“Masa buku yang penuh dengan cerita inspirasional, memberikan banyak tips cepat sukses dan kaya.. di negeri yang dipenuhi dengan para pemimpi yang ingin cepat kaya.. bisa kalah sama novel pop berbau Islam..” sambung si dia dengan kesal.

“Oke.. sekarang begini saja.. borong semua buku-buku karangan saya dari seluruh toko buku nasional.. terus buat press-release kalau buku-buku kita sudah habis terjual cetakan pertamanya dan layak dikategorikan sebagai best-seller.. nanti di cetakan keduanya dikasih cap best-seller yang lebih gede dibandingin judulnya..” perintah si dia kepada para stafnya.

“Terus untuk buku keduanya nanti bagaimana bos..” tanya staf marketingnya.

“Gampang.. nanti kita tawar-tawarkan ke beberapa orang yang loyal dan punya banyak hutang sama saya. Suruh mereka beli buku kedua sebelum tanggal rilisnya nanti. Pasti orang-orang pada heboh dan nungguin buat beli buku itu..” perintah si dia dengan semangat.

“Wahh.. si bos hebat yaa..” seru seluruh stafnya kompak.

Gara-Gara Bola


      

Anak laki-laki yang kecanduan sepak bola tentulah bukan barang ang aneh. Justru anak laki-laki yang sama sekali tidak tertarik dengan sepak bola harus siap menyandang predikat aneh dari masyarakat di sekitarnya. Sepak bola telah menjadi identitas gender tertentu walaupun sekarang, permainan ini telah umum dimainkan oleh perempuan. Lebih jauh lagi sepak bola telah menjadi bahasa universal selain musik. Dua orang yang sebelumnya belum saling mengenal bisa menjadi layaknya saudara apabila memiliki kesamaan dalam hal klub sepak bola mana yang difavoritkan. Fenomena ini tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.

 Apabila di awal tadi saya sudah mengatakan bahwa anak laki-laki yang sama sekali tidak tertarik dengan sepak bola harus siap menyandang predikat aneh dari masyarakat di sekitarnya, maka saya sudah siap disebut aneh. Oleh karena alasan tertentu, saya tidak terlalu fanatik atau tergila-gila terhadap permainan berebut kulit bundar ini. Alasan yang sangat pribadi dan emosional sampai-sampai saya tak sanggup menceritakannya di sini.

 Jadilah diri saya seorang yang pasif apabila sedang berkumpul dengan teman-teman laki-laki saya. Padahal, saya adalah orang yang biasanya cerewet apabila sudah berbicara, terutama mengenai topik yang saya kuasai. Tetapi saat mereka berbicara mengenai bola, saya hanya bisa menjadi pendengar tanpa bisa berkomentar sedikitpun. Seperti yang sudah saya perkirakan sebelumnya, hal ini berdampak dengan cara saya berkomunikasi dengan mereka, yang pada akhirnya memberikan pengaruh buruk terhadap hubungan saya dengan mereka.

 Untungnya fenomena itu berhasil saya ketahui, walaupun sebenarnya agak terlambat. Tak ingin mengulangi kesalahan yang sama, saya melakukan perbaikan diri, tepat ketika saya menginjak dunia kampus. Caranya? Saya belajar tentang bola. Browsing di internet mengenai tim yang difavoritkan saat ini, top scorer tahun ini, profil tim sepak bola lokal, dan segala sesuatu tentang dunia bola. Hal itu semata-mata saya lakukan agar saya dapat menjalin komunikasi yang lebih baik dengan orang lain (terutama para penggemar sepak bola-yang merupakan komunitas terbesar dalam sejarah kehidupan manusia)

 Hal itu sangat berdampak positif. Komunikasi saya dengan teman-teman saya menjadi lebih baik. Kondisi tersebut turut memudahkan kami dalam mengakomodasi kebutuhan masing-masing (salah satu tujuan berkomunikasi adalah : memenuhi kebutuhan)

 Pengalaman saya tersebut dapat dijadikan contoh sederhana untuk menjelskan salah satu tradisi komunikasi yaitu tradisi fenomenologi. Dalam tradisi tersebut, diungkapkan bahwa inti fenomenologi adalah mengamati kehidupan dalam keseharian dalam suasana yang alamiah. Dalam contoh di atas, cukup jelas saya gambarkan bagaimana saya mengamati tradisi komunikasi yang berlaku di kalangan anak laki-laki dan kemudian menjadikannya pelajaran bagi cara saya berkomunikasi.

 Fenomenologi bisa juga disebut sebagai tradisi yang menolak teori. Tradisi ini lebih menekankan pada rasionalisme dan realitas budaya yang ada. Realitas dipandang lebih penting dan dominan daripada teori-teori melulu dan itulah salah satu hal yang membuat saya selalu bersemangat untuk lebih mendalaminya.

Bakpia Oh 'Bakpia'





Komunikasi bisa diartikan sebagai proses pertukaran dan pemaknaan pesan berupa serangkaian simbol antara komunikan dan komunikator. Oleh karena itu pembahasan mengenai komunikasi, tak bisa lepas dari pembahasan mengenai simbol. Simbol dapat berwujud kata, gerak tubuh, ekspresi, dan lain sebagainya. Pembicaraan menjadi menarik ketika membahas tentang asal-usul simbol. Misalkan siapa yang pertama kali menamai tempat untuk duduk sebagai kursi, bagaimana kursi bisa menjadi pemahaman bersama, memiliki satu pengertian, yaitu tempat untuk duduk, sampai mengapa terdapat perbedaan simbol dalam melambangkan sesuatu. Di Indonesia disebut kursi, sedangkan di Inggris disebut chair.

Perbedaan simbol inilah yang menjadi titik perhatian saya. Kondisi geografis, sosial budaya, hingga tingkat pendidikan dan kesejahteraan yang tidak sama, baik antar individu maupun antar kelompok sosial menimbulkan perbedaan dalam penggunaan simbol. Sebuah simbol dalam suatu kelompok sosial, dapat berubah makna apabila digunakan pada kelompok sosial lain. Kata abang dalam kamus bahasa jawa memiliki arti yag sama dengan kata merah pada bahasa indonesia. Akan tetapi, kata abang tersebut akan berubah maknanya menjadi sama dengan kata kakak laki-laki apabila dibawa ke daerah jawa barat, Jakarta dan sekitarnya.

Secara pribadi, saya pernah mengalami kejadian menarik yang berhubungan dengan perbedaan penggunaan dan pemaknaan simbol tersebut. Kejadian ini saya alami saat saya belum lama tinggal di kota malang.

Pagi hari yang cerah, dan saya memutuskan untuk membeli sarapan di warung seberang jalan dengan beberapa teman saya. Saat memesan makanan masing-masing, mata saya tertuju pada sebuah meja dengan berbagai macam jajanan tertata rapi di atasnya. Ada satu makanan yang kukenal. Makanan berupa adonan berbahan sayuran, tepung, telur, dan bahan lain, yang digoreng dengan cetakan seperti sendok yang berukuran 2 kali lebih besar. Di daerah asalku, magetan, makanan itu lazim disebut sebagai “bakpia”.

Oleh karena ingin membelinya, saya segera menanyakan harganya pada penjaga warung. Saya kaget saat mendengar jawaban penjaga warung yang mengatakan bahwa ia tidak menjual makanan bernama bakpia. Oleh karena penasaran, kupertegas pertanyaanku. “ itu lho bu, bakpia di atas meja itu harganya berapa ?”. kemudian ia menjawab lagi, “bakpia yang mana sih mas? Saya enggak jual bakpia”. Pagi itu sangat sepi, sehingga perdebatan kecil kami dengan sangat mudah menarik perhatian semua pengunjung warung yang sedang makan, tak terkecuali teman-temanku. Kemudian saya mengambil bakpia yang saya maksud dan menunjukkannya tepat di depan penjaga warung. “bakpia yang ini lho bu, harganya berapa ?” tanyaku dengan sedikit nada kesal. Ibu penjaga warung tersebut lantas tertawa dan kemudian berujar “ooo…heci itu ya mas, kalau itu harganya Rp 500,-“. Jawaban itu lantas disambut dengan ledakan tawa teman-temanku. Beberapa pengunjung warung, yang juga ikut memperhatikan kejadian itu dari tadi, bahkan ikut tersenyum. Aku yang hanya bisa diam tersipu malu, baru sadar apabila benda yang kumaksud, di daerah malang biasa disebut heci. Sedangkan di Malang, bakpia berarti kue yang di dalamnya berisi adonan kacang hijau.

Jelaslah di sini bahwa benda (fenomena) yang sama, dapat memiliki sebutan (simbol) yang berbeda hanya dikarenakan adanya perbedaan dimensi ruang. Efek yang ditmbulkan pun juga tidak sederhana. Mungkin dalam kasus ini terlihat sederhana. Akan tetapi apabila perbedaan penggunaan dan pemaknaan simbol tersebut terjadi pada ruang lingkup dunia yang lebih luas dan kompleks, maka efek yang akan timbul tidak bisa begitu saja kita sepelekan.

Pengalaman itu memberi saya pelajaran yang sangat berharga bagi saya. Manusia hidup di dunia yang sangat kompleks. Terdiri atas beragam kolompok sosial berbeda, yang kesemuanya itu berpotensi menimbulkan perbedaan penggunaan dan pemaknaan simbol. Apabila efektifitas menjadi koridor dan landasan kita dalam berkomunikasi (ingat: setiap perilaku memiliki potensi komunikasi), maka mempelajari perbedaan penggunaan dan pemaknaan simbol menjadi wajib bagi setiap pelaku komunikasi. Itulah yang membuat saya selalu antusias ketika mendengar istilah-istilah yang baru saya dengar, dan itu juga yang menyebabkan saya lebih memilih menggunakan loe-gue (atau saya-anda untuk kondisi formal) ketika berbicara dengan teman yang berasal dari daerah jabodetabek daripada menggunakan aku-kamu. Anda tahu mengapa ? Saya baru saja tahu bahwa aku-kamu hanya digunakan oleh dua orang yang hubungannya sangat intim semisal pacaran atau tunangan !




 

Tips Menambah Berat Badan




Siang itu aku lagi nemenin bos ku nge-net. Beliau sedang posting artikel baru ke blog miliknya. Judulnya Tips Untuk Menurunkan Berat Badan. Kalau menurutku sendiri, postingan itu bernuansa sentimen pribadi. secara tubuhnya memang plus size. enggak gendut, tapi kayak bayi montok, gemesin banget.(ups...afwan) hehehe.

Teriinspirasi dari tulisan itu, aku terdorong untuk memberikan tips terkait masalah berat badan juga. Tapi kali ini bukan bagaimana cara menurunkan berat badan, tapi bagaimana cara menaikkan berat badan. kalau ditanya apakah ada sentimen pribadi ? of course, yes ! secara bodyku kurus kerempeng kayak batang lidi. mungkin aku harus ngantongin batu yang banyak kalau sedang di pantai, soalnya kalau enggak, bisa-bisa badanku diterbangkan angin pantai, saking entengnya !

langsung baca aja deh :

Untuk menggemukan berat anda agar proposional dengan tinggi badan, anda harus memperhatikan:

1. Pola makan, harus teratur agar organ berfungsi dengan baik.
2. Suplai makanan, harus bergizi pedomannya adalah empat sehat lima sempurna.
3. Cara makan, gunakanlah gigi anda sebaik mungkin karena jarang sekali dari kita mau melumatkan makanan di mulut tetapi justru membiarkan makanan yang masih kasar masuk ke lambung sehingga hati dan pankreas harus bekerja lebih berat untuk melumatkannya. INI YANG MENYEBABKAN ORANG JADI CEPAT GEMUK ATAU JUSTRU TAMBAH KURUS.
4. Perhatikan pembuangan sisa metabolisme dengan buang air besar secara teratur, karena usus itu tidak punya mata sehingga apa aja akan diserap, ini juga menyebabkan gangguan dalam berat badan.
5. Yang paling penting perkuat organ tubuh anda dengan suplai darah yang baik, yaitu dengan cara olah raga yang teratur agar aliran darah menyebar secara merata untuk membagikan makanan ke seluruh tubuh.

selamat mencoba. tapi sebelumnya, mohon do'anya semoga tips itu bekerja untukku.hiks...hiks...
kalau berhasil, nanti akan aku tunjukkan foto sebelum dan sesudah seperti iklan inovation store di TV. hihi..

Bidadari Senja di Pagi Hari



Pagi ini aku berangkat kerja dengan ogah-ogahan. Badanku panas dingin kayak kulkas dua suhu, karena kemarin kehujanan saat perjalanan kepanjen-malang. Perjalanan yang gak penting karena aku dan temen-teman kontrakanku menempuh berkilo-kilo perjalanan hanya untuk membeli semangkuk bakso. Tapi sepadan karena baksonya luar biasa enak. Kapan-kapan deh aku ceritakan mengenai baksu Duro Kepanjen itu.

Seperti biasa, hal pertama yang kulakukan ketika sampai di tempat kerjaku adalah bersih-bersih. Hari ini aku tidak hanya menyapu lantai, tapi juga mengepelnya. KOTOR. Selesai itu merapikan bilik-bilik user yang kotor dan berantakan. Semua beres. Aku bergegas ke depan menuju singgasana operator, pusat kendali tempat kerjaku. Di sana masih ada mas Wafin, petugas shift malam yang belum pulang sampai pagi ini. Dia sedang asyik nonton televise lewat computer operator. Membuka-buka Koran pagi, membaca surat, semua lewat computer operator. (jaman emang udah berubah…hehe)

Entah apa yang mendorongku, tapi aku tidak jadi duduk di tempat operator. Kakiku terus melangkah ke luar, ke depan tempat kerjaku. Kemudian duduk di emperan depan tempat tukang parkir ruko biasa mangkal. Bersih-bersih tadi cukup membuat tubuhku berkeringat. Lumayan lah. Badan jadi lebih enteng dengan keluarnya toxin melalui keringat.

Duduk memandangi padatnya lalu lintas pagi di jalan raya, membuat anganku melayang tak karuan. Menerawang 19 tahun perjalanan hidup yang telah dilalui. Tentang apa saja yang pernah dilewati, hal-hal yang kuinginkan tapi tak pernah terwujud, tentang keluargaku di rumah, tentang studiku sekarang, tanggungan-tanggungan yang masih membeban, serta tentang kehidupan masa depan apabila aku masih diberi waktu oleh Allah untuk terus hidup.

Refleksi diri macam itu selalu membuat hatiku nyaman. Padahal yang segala hal yang membayang bukanlah hal yang manis untuk dikenang. Seperti hutang yang belum terbayar, tanggungan yang belum terlaksana, dan seabrek hal lain yang oleh orang lain lazim disebut sebagai “beban hidup”. Tapi aku masih selayaknya manusia lainnya. Tak jarang refleksi diri berakhir dengan ketidak-puasan terhadap apa yang diberikan oleh Allah. Seperti kenapa jalan hidupku tidak seperti dia, kenapa aku tidak memiliki apa yang orang lain miliki, dan banyak lagi.

“lamunan”ku buyar ketika dari kejauhan kuihat seorang perempuan tua berpakaian lusuh datag dari kejauhan. Sebelah tangannya menenteng karung plastic yang entah apa isinya. Pengemis mungkin. “Lumayan nih bisa tukar uang receh untuk uang kembalian” pikirku. Seperti perkiraanku dia dating menghampiriku. Tampa sempat ia berkata-kata, langsung kusapa dia

“nyuwun sewu mbah, kagungan receh napa mboten ?”

Dia menjawab “ oh… mboten gadah mas…punapa tha ?…”

“ oh, nggih sampun . menawi kagungan badhe kula ijoli ewon, kangge susuk toko nika lo mbah…” sambil menunjuk tempat kerjaku

“ o.. mboten gadah mas..nyuwun sewu nggih mas…” ujarnya sambil menuju tempat sampah di dekatku.

Dia melihat ke dalam tempat sampah kemudian mulai mengaduk-aduk isi tempat sampah itu. iseng, kuajak ngobrol dia.

“ pados plastik tha mbah ?”

“Nggih mas” jawabnya.

Menemukan barang yang ia cari, ia duduk di emperan, tak jauh dari tempatku duduk.
Iseng, kutanyai lagi

“ sampun sarapan mbah ?”

Dia menjawab sambil tersenyum lebar “ dereng…”

Kujawab lagi dengan nada bercanda “ walah, sami mbah…”

Kami pun sama-sama tertawa. Kali ini aku mulai penasaran

“sedina angsal pinten mbah ?”

Dia menjawab “ wah… kula niki asline dodol jamu mas, dina iki lagi prei, trus mubeng golek plastic. Lumayan kanggo mangan ben dina “

Entah apa yang mendorongnya, ia meneruskan ceritanya

“ kula niki wong ra nduwe,wis tuek pisan. Tapi aku emoh ngemis mas. Rejeki ku wis akeh.karo Gusti Allah aku ra tau diwenehi sugih, nanging aku mesti diwenehi rejeki sing iso nyukupi butuh. Sing penting aku kerjo sing halal. Ora ngemis, onok ae dalan tekone rejeki“

Aku tertegun mendengar jawabannya. Jawabannya polos, apa adanya. Tapi menusuk hingga ke tiap relung hatiku. Tak tahu kenapa, seperti ada yang menusuk dadaku. Rasanya menyesak. Begitu baik persangkaannya terhadap Allah. Dari perkataannya, tak sedikitpun tersirat rasa kurang atau kecewa terhadap kehidupan yang telah ia jalani. Apa yang ia katakana adalah apa yang kubutuhkan saat ini. Penyadaran bahwa Allah tidak akan memberikan apapun yang kita, namun akan selalu mencukupi apa yang kita butuhkan. Allah juga lah yang mengetahui jalan mana yang terbaik untuk hamba-Nya.

Aku kembali sadar bahwa banyaknya cobaan yang sedang kuhadapi sekarang, diberikan oleh Allah agar aku selalu kembali ingat dn memohon kepada-Nya, agar aku bersyukur dengan cara lebih giat beribadah kepada-Nya, agar aku menjadi manusia tangguh yang siap menghadapi ujian-ujian berat-Nya selanjutnya, dan akhirnya menjadi orang istimewa di akhirat sana karena telah menempuh segala ujian-Nya dengan berhias syukur di setiap langkah.
Selesai mengemasi barang yang baru saja didapatkan dari tempat sampah, wanita tua itu pergi meninggalkanku

“monggo mas…” ujarnya

Aku sendiri masih tertegun dan hanya bias menjawabnya dengan anggukan dan senyum yang kupaksakan, karena setitik air mata telah menggantung di sudut mataku, menunggu untuk jatuh, membasahi pipiku yang pucat karena tak enak badan. Ku tertunduk, membenamkan kepala dalam dekapan tanganku sendiri. Merenung kembali. Kali ini tentanng segala hal yang telah ku dapatkan, segala hal yang selalu Allah berikan kepadaku saat ku menghadapi cobaan-cobaan-Nya, segala hal yang bisa mengingatkanku untuk bersyukur pada-Nya.

Salah satunya atas pekerjaanku saat ini, yang kudapatkan saat aku benar-benar tak tahu dari mana akan ku dapatkan uang untuk membiayai hidup dan kelangsungan studiku di malang. Sungguh Allah teramat saying padaku. Hanya saja cara-Nya saja yang terkadang terlampau sulit untuk aku pahami. Ampuni aku ya Allah. Ku berbalik, memandangi nenek tua hingga berada di ujung padangan. Yang kutemui barusan bukan sekedar perempuan tua dengan karung plastic di tangannya, melainkan seorang bidadari dengan sejuta kearifan di hatinya.



Sepuluh Tips Dapat Nilai A++




Sepuluh tips untuk membantu kamu dalam mengerjakan ujian:

1. Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal.
Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.

2. Tenang dan percaya diri.
Ingatkan dirimu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik.

3. Bersantailah tapi waspada.
Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian. Pastikan kamu mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.

4. Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas)
Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.

5.Jawab soal-soal ujian secara strategis.
Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kamu ketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya kamu kerjakan adalah:
o soal paling sulit
o yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya
o memiliki nilai terkecil

6. Ketika mengerjakan soal ujian, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.
Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin kamu tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu diskusikan dulu.

7. Ketika mengerjakan soal ujian, jawab langsung poin utamanya.
Tulis kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil. Dukung poinmu dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan dari bacaan atau catatanmu.

8. Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.
Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika (dasar-dasar statistika misalnya), periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.

9. Analisa hasil ujianmu.
Setiap ujian dapat membantumu dalam mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai denganmu. Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.

10. Berdo'a yang banyak, semoga dapat yang terbaik sepadan dengan apa yang sudah kita usahakan.

MET UJIAN . . . !

(NB : judul diganti atas permintaan salah seorang teman, mungkin beliau sudah embuktikan bahwa tips di atas memang efektif sebagai sarana mendapat nilai A++)










Romantika Malam Minggu




wanita tua berkerudung kuning

berjalan lunglai menjinjing dua kresek hitam besar

di belakang pria tua memanggul sekarung sampah botol plastik

mereka kemudian berhenti di emperan jalan

tepat di depan tempat kerjaku

kresek hitam rebah di tanah

karung plastik sedikit dibanting

rupanya suami istri

selonjor istirahatkan kaki

merapatkan kancing yang terbuka

malam yang dingin...

membetulkan jaket suami

kotor berdebu satu-satunya

kerudung kuning jadi mahkota

pelindung panas yang menyengat saat kerja

bibir mereka bergerak-gerak

sang suami manggut

jangan harapkan senyum

terlalu lelah hidup

lapar...

istri keluarkan bungkusan putih

sudah lapar ya...

berharap makan malam romantis

atau sarapan untuk tenaga esok ?

suami dilayani dulu

dituangi kuah sayur dari dalam plastik

entah pemberian entah pembelian

makan yang lahap ya...

istri baru makan

kakek terbatuk, muntah !

angin keluar masuk, kasep !

minum dari botol

istri yang telaten

minumlah kek...

dielus sang istri

sandal jepit dilepas

sedikit pijatan lalu kembali makan

minum air, haus, selesai makan

sebotol bergantian

botol kosong lalu disimpan

berharap tetap terisi

bungkusan dibedah

kain, plastik, botol, berantakan

mau dibawa pulang

tapi kemana ?

tangan suami raih karung

istri menyalak, tangan dilepas

"istirahat saja" mungkin

sudah rapi, sekarang sepi

asyik memandang lalu lalang

istri mengantuk tanpa merajuk

saatnya tidur...

tas plastik dijinjing, karung dipanggul

beranjak pergi, pulang ?

cari emperan toko yang sudah tutup

besok ya besok

istri turut di belakang

"kula tumut panjengengan, pak'e"



dalam hati "alhamdulillah..."


tlogomas, 14 maret '09


Caleg Oh Caleg (democrazy...)

Bagaimana anda merespon caleg - caleg ini


1. Lupakan “PAPANYA CYNTHIA LAMUSU”




2. nah kalo ini apanya yang salah,yupz bener tulisan legislatif aja salah,Gimana dong. Dengan menatap foto saya, saya jadi keinget belum rapiin kumis. How about that, sir? Lagian mukanya putih banget! Pasti pake Tje Fuk… atau bedak Kelly


3.Nah ini, udah almarhum masih aja ditaro di spanduk. Terus mukanya diputihin pula lagi jadi mirip hantu jepang yang mukanya rata. Lokasinya bikin serem, ada batang pohon pisang segala. Mau bikin film baru yang judulnya HANTU CALEG? Call Raam Punjabi, QUICK!





4.Yang ini nyatut foto Obama. Gak malu ya… disama-samain lagi. Terus namanya GATOT ADI WIBOWO tapi panggilannya BAMBANG???? Wah bener-bener mendekati ya.
Kita lihat evolusinya : GATOT!!! TOT!! TOTB!!! OTB!!! OTB!!! OTBA!!! OBA!!!! OBAM!!! OBAMA!!! BAM!!! BAM!!! BAMBANG!!! BAMBANG!!! see? mendekati kan?



5.Nah yang ini gak mau kalah sama Gatot alias Bambang alias Obama’s long lost brother. Dia nyatut foto Beckham. Lebih besar fotonya si Beckham pula dari fotonya. Gak pede ya mas? Dituntut ntar lho mas…


6.Tampaknya ada rebut-rebutan Beckham nih antara mas Yudha dan mas rizki faisal dari partai Golkar ini.


7.Ini lagi. Belum apa-apa udah bawa-bawa GOLOK??? Wahahahaahhaha…KACAAAAAU!!!!!



8.Wahahahahahahahahaa….. NIH…. CALEG NARSIS


9. Awww….so sweet……. *memiringkan kepala ke kanan*


10. Ada sebuah Cerita …..
Pada suatu hari
Tukang spanduk : Pak… foto pendamping bapak apa nih untuk dicetak di spanduk?
Caleg : Saya mau sesuatu yang gagah! garang! Biar saya terkesan buas dan tidak main-main!!
Tukang spanduk : Oooh… foto bapak dan foto calon presiden aja ya pak. Kan garang tuh?
Caleg : Jangaaaan… bosen.
Tukang spanduk : Atau pendampingnya foto tokoh masyarakat lain pak?
Caleg : Duh… udah biasa ah.
Tukang spanduk : sama artis?
Caleg : nggak mau ah…

*besoknya*

Tukang spanduk : Pak…spanduknya udah jadi tuh pak!

Caleg : Mana?



11.Jangan salah.. yang disebelah kiri dan kanan itu bukan foto ayah dan ibu saya. Tapi foto saya juga. Yang satu pake kopiah…yang satu pake jilbab. OKE KAAAAN?????

12. CALEG : Saya paling suka lagu-lagu thrash metal seperti Napalm Death, Black Sabbath, Danzig, Prong. Bisa dibuat karakter saya seperti mereka?

Percetakan : Bisa pak!


13.Ada Berita …..
Bocah Sembilan Tahun Ciptakan Aplikasi iPhone
FRIDAY, 06 FEBRUARY 2009
Ketika kebanyakan anak sebayanya masih menggambari kertas dengan krayon, bocah berusia sembilan tahun bernama Lim Ding Wen dari Singapura, “menggambar” di kanvas yang sangat berbeda, yaitu iPhone miliknya.

Lim yang menguasai enam bahasa pemograman, mulai menggunakan komputer di usia 2 tahun. Sejak usia itu dia telah menyelesaikan 20 proyek pemrograman komputer.

bla bla bla bla….jenius……programmer termuda….booooriiiiiinggggg…………

Di Indonesia ? ada doooong!

Perkenalkan : CALEG/HAJI/SARJANA EKONOMI TERMUDA DI INDONESIA!!!!!!
BEAT THAT, LIM DING…whatever your name is ….


14. Yang ini… anak jualan bapaknya … ?


15.Yang ini…. bapak jualan anaknya


16.BREAKING NEWS!!!!! AHMAD DHANI JADI CALEG!!!!!!
MANA NIH INFOTAINMENT KOK GAK NGELIPUT???


Oooh well… selamat menyambut pesta demokrasi you guys…
Akhir kata, saya hanya ingin mengucapkan
SALAM METAAAAAAAAAAAAAAL!!!!!!!!!!!!

mau lihat foto caleg yang lebih heboh ? click here