Tips Menambah Berat Badan




Siang itu aku lagi nemenin bos ku nge-net. Beliau sedang posting artikel baru ke blog miliknya. Judulnya Tips Untuk Menurunkan Berat Badan. Kalau menurutku sendiri, postingan itu bernuansa sentimen pribadi. secara tubuhnya memang plus size. enggak gendut, tapi kayak bayi montok, gemesin banget.(ups...afwan) hehehe.

Teriinspirasi dari tulisan itu, aku terdorong untuk memberikan tips terkait masalah berat badan juga. Tapi kali ini bukan bagaimana cara menurunkan berat badan, tapi bagaimana cara menaikkan berat badan. kalau ditanya apakah ada sentimen pribadi ? of course, yes ! secara bodyku kurus kerempeng kayak batang lidi. mungkin aku harus ngantongin batu yang banyak kalau sedang di pantai, soalnya kalau enggak, bisa-bisa badanku diterbangkan angin pantai, saking entengnya !

langsung baca aja deh :

Untuk menggemukan berat anda agar proposional dengan tinggi badan, anda harus memperhatikan:

1. Pola makan, harus teratur agar organ berfungsi dengan baik.
2. Suplai makanan, harus bergizi pedomannya adalah empat sehat lima sempurna.
3. Cara makan, gunakanlah gigi anda sebaik mungkin karena jarang sekali dari kita mau melumatkan makanan di mulut tetapi justru membiarkan makanan yang masih kasar masuk ke lambung sehingga hati dan pankreas harus bekerja lebih berat untuk melumatkannya. INI YANG MENYEBABKAN ORANG JADI CEPAT GEMUK ATAU JUSTRU TAMBAH KURUS.
4. Perhatikan pembuangan sisa metabolisme dengan buang air besar secara teratur, karena usus itu tidak punya mata sehingga apa aja akan diserap, ini juga menyebabkan gangguan dalam berat badan.
5. Yang paling penting perkuat organ tubuh anda dengan suplai darah yang baik, yaitu dengan cara olah raga yang teratur agar aliran darah menyebar secara merata untuk membagikan makanan ke seluruh tubuh.

selamat mencoba. tapi sebelumnya, mohon do'anya semoga tips itu bekerja untukku.hiks...hiks...
kalau berhasil, nanti akan aku tunjukkan foto sebelum dan sesudah seperti iklan inovation store di TV. hihi..

Bidadari Senja di Pagi Hari



Pagi ini aku berangkat kerja dengan ogah-ogahan. Badanku panas dingin kayak kulkas dua suhu, karena kemarin kehujanan saat perjalanan kepanjen-malang. Perjalanan yang gak penting karena aku dan temen-teman kontrakanku menempuh berkilo-kilo perjalanan hanya untuk membeli semangkuk bakso. Tapi sepadan karena baksonya luar biasa enak. Kapan-kapan deh aku ceritakan mengenai baksu Duro Kepanjen itu.

Seperti biasa, hal pertama yang kulakukan ketika sampai di tempat kerjaku adalah bersih-bersih. Hari ini aku tidak hanya menyapu lantai, tapi juga mengepelnya. KOTOR. Selesai itu merapikan bilik-bilik user yang kotor dan berantakan. Semua beres. Aku bergegas ke depan menuju singgasana operator, pusat kendali tempat kerjaku. Di sana masih ada mas Wafin, petugas shift malam yang belum pulang sampai pagi ini. Dia sedang asyik nonton televise lewat computer operator. Membuka-buka Koran pagi, membaca surat, semua lewat computer operator. (jaman emang udah berubah…hehe)

Entah apa yang mendorongku, tapi aku tidak jadi duduk di tempat operator. Kakiku terus melangkah ke luar, ke depan tempat kerjaku. Kemudian duduk di emperan depan tempat tukang parkir ruko biasa mangkal. Bersih-bersih tadi cukup membuat tubuhku berkeringat. Lumayan lah. Badan jadi lebih enteng dengan keluarnya toxin melalui keringat.

Duduk memandangi padatnya lalu lintas pagi di jalan raya, membuat anganku melayang tak karuan. Menerawang 19 tahun perjalanan hidup yang telah dilalui. Tentang apa saja yang pernah dilewati, hal-hal yang kuinginkan tapi tak pernah terwujud, tentang keluargaku di rumah, tentang studiku sekarang, tanggungan-tanggungan yang masih membeban, serta tentang kehidupan masa depan apabila aku masih diberi waktu oleh Allah untuk terus hidup.

Refleksi diri macam itu selalu membuat hatiku nyaman. Padahal yang segala hal yang membayang bukanlah hal yang manis untuk dikenang. Seperti hutang yang belum terbayar, tanggungan yang belum terlaksana, dan seabrek hal lain yang oleh orang lain lazim disebut sebagai “beban hidup”. Tapi aku masih selayaknya manusia lainnya. Tak jarang refleksi diri berakhir dengan ketidak-puasan terhadap apa yang diberikan oleh Allah. Seperti kenapa jalan hidupku tidak seperti dia, kenapa aku tidak memiliki apa yang orang lain miliki, dan banyak lagi.

“lamunan”ku buyar ketika dari kejauhan kuihat seorang perempuan tua berpakaian lusuh datag dari kejauhan. Sebelah tangannya menenteng karung plastic yang entah apa isinya. Pengemis mungkin. “Lumayan nih bisa tukar uang receh untuk uang kembalian” pikirku. Seperti perkiraanku dia dating menghampiriku. Tampa sempat ia berkata-kata, langsung kusapa dia

“nyuwun sewu mbah, kagungan receh napa mboten ?”

Dia menjawab “ oh… mboten gadah mas…punapa tha ?…”

“ oh, nggih sampun . menawi kagungan badhe kula ijoli ewon, kangge susuk toko nika lo mbah…” sambil menunjuk tempat kerjaku

“ o.. mboten gadah mas..nyuwun sewu nggih mas…” ujarnya sambil menuju tempat sampah di dekatku.

Dia melihat ke dalam tempat sampah kemudian mulai mengaduk-aduk isi tempat sampah itu. iseng, kuajak ngobrol dia.

“ pados plastik tha mbah ?”

“Nggih mas” jawabnya.

Menemukan barang yang ia cari, ia duduk di emperan, tak jauh dari tempatku duduk.
Iseng, kutanyai lagi

“ sampun sarapan mbah ?”

Dia menjawab sambil tersenyum lebar “ dereng…”

Kujawab lagi dengan nada bercanda “ walah, sami mbah…”

Kami pun sama-sama tertawa. Kali ini aku mulai penasaran

“sedina angsal pinten mbah ?”

Dia menjawab “ wah… kula niki asline dodol jamu mas, dina iki lagi prei, trus mubeng golek plastic. Lumayan kanggo mangan ben dina “

Entah apa yang mendorongnya, ia meneruskan ceritanya

“ kula niki wong ra nduwe,wis tuek pisan. Tapi aku emoh ngemis mas. Rejeki ku wis akeh.karo Gusti Allah aku ra tau diwenehi sugih, nanging aku mesti diwenehi rejeki sing iso nyukupi butuh. Sing penting aku kerjo sing halal. Ora ngemis, onok ae dalan tekone rejeki“

Aku tertegun mendengar jawabannya. Jawabannya polos, apa adanya. Tapi menusuk hingga ke tiap relung hatiku. Tak tahu kenapa, seperti ada yang menusuk dadaku. Rasanya menyesak. Begitu baik persangkaannya terhadap Allah. Dari perkataannya, tak sedikitpun tersirat rasa kurang atau kecewa terhadap kehidupan yang telah ia jalani. Apa yang ia katakana adalah apa yang kubutuhkan saat ini. Penyadaran bahwa Allah tidak akan memberikan apapun yang kita, namun akan selalu mencukupi apa yang kita butuhkan. Allah juga lah yang mengetahui jalan mana yang terbaik untuk hamba-Nya.

Aku kembali sadar bahwa banyaknya cobaan yang sedang kuhadapi sekarang, diberikan oleh Allah agar aku selalu kembali ingat dn memohon kepada-Nya, agar aku bersyukur dengan cara lebih giat beribadah kepada-Nya, agar aku menjadi manusia tangguh yang siap menghadapi ujian-ujian berat-Nya selanjutnya, dan akhirnya menjadi orang istimewa di akhirat sana karena telah menempuh segala ujian-Nya dengan berhias syukur di setiap langkah.
Selesai mengemasi barang yang baru saja didapatkan dari tempat sampah, wanita tua itu pergi meninggalkanku

“monggo mas…” ujarnya

Aku sendiri masih tertegun dan hanya bias menjawabnya dengan anggukan dan senyum yang kupaksakan, karena setitik air mata telah menggantung di sudut mataku, menunggu untuk jatuh, membasahi pipiku yang pucat karena tak enak badan. Ku tertunduk, membenamkan kepala dalam dekapan tanganku sendiri. Merenung kembali. Kali ini tentanng segala hal yang telah ku dapatkan, segala hal yang selalu Allah berikan kepadaku saat ku menghadapi cobaan-cobaan-Nya, segala hal yang bisa mengingatkanku untuk bersyukur pada-Nya.

Salah satunya atas pekerjaanku saat ini, yang kudapatkan saat aku benar-benar tak tahu dari mana akan ku dapatkan uang untuk membiayai hidup dan kelangsungan studiku di malang. Sungguh Allah teramat saying padaku. Hanya saja cara-Nya saja yang terkadang terlampau sulit untuk aku pahami. Ampuni aku ya Allah. Ku berbalik, memandangi nenek tua hingga berada di ujung padangan. Yang kutemui barusan bukan sekedar perempuan tua dengan karung plastic di tangannya, melainkan seorang bidadari dengan sejuta kearifan di hatinya.



Sepuluh Tips Dapat Nilai A++




Sepuluh tips untuk membantu kamu dalam mengerjakan ujian:

1. Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal.
Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.

2. Tenang dan percaya diri.
Ingatkan dirimu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik.

3. Bersantailah tapi waspada.
Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian. Pastikan kamu mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.

4. Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas)
Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.

5.Jawab soal-soal ujian secara strategis.
Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kamu ketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya kamu kerjakan adalah:
o soal paling sulit
o yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya
o memiliki nilai terkecil

6. Ketika mengerjakan soal ujian, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.
Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin kamu tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu diskusikan dulu.

7. Ketika mengerjakan soal ujian, jawab langsung poin utamanya.
Tulis kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil. Dukung poinmu dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan dari bacaan atau catatanmu.

8. Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.
Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika (dasar-dasar statistika misalnya), periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.

9. Analisa hasil ujianmu.
Setiap ujian dapat membantumu dalam mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai denganmu. Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.

10. Berdo'a yang banyak, semoga dapat yang terbaik sepadan dengan apa yang sudah kita usahakan.

MET UJIAN . . . !

(NB : judul diganti atas permintaan salah seorang teman, mungkin beliau sudah embuktikan bahwa tips di atas memang efektif sebagai sarana mendapat nilai A++)