KEHILANGAN




Orang kaya akan lebih banyak kehilangan, karena ia dituntut untuk lebih banyak memberi
- Reza Yoga (2011) -




Saya hanya bisa menggelengkan kepala saat ada seorang adik tingkat saya di kampus yang bercerita mengenai kejadian yang baru saja menimpanya. Ia bercerita bahwa ia baru saja kehilangan 1 buah laptop di rumah kontrakannya. Tak lama kemudian ia kehilangan helm, dan yang terakhir, rumah kontrakannya nya disatroni maling (lagi).

Bagi teman saya, nilai barang-barang tersebut sebenarnya tidak seberapa besar karena ia termasuk anak orang yang berada. Akan tetapi saya tetap bisa memahami bagaimana rasanya jika tiba-tiba barang-barang yang kita miliki, apalagi jika barang tersebut adalah barang yang kita sayangi, tiba-tiba berpindah hak milik tanpa persetujuan kita.

Saya sendiri pernah mengalami beberapa momen kehilangan. Mulai dari dompet yang berisi seluruh hidup saya (saya rasa tidak berlebihan karena isinya adalah : biaya hidup saya selama sebulan, uang hasil usaha dagang saya, ATM, KTM, KTP, ASKES, dan lain-lain) sampai dengan sepeda onthel yang biasa saya pakai untuk pergi ke kampus dan ke tempat kerja.

Kehilangan memang menyebalkan, membuat jengkel dan dongkol. Akan tetapi saya sadar betul bahwa umpatan dan makian tidak akan membawa saya kemana-mana, pun tidak akan bisa membawa barang-barang yang telah hilang kembali ke tangan kita. Biasanya saya langsung mengambil tindakan pasrah yang paling rasional : mengurus surat kehilangan di kantor polisi untuk mengurus surat-surat penting yang hilang, atau hanya sekedar melapor.

Orang-orang biasanya berkata “mungkin kamu kurang beramal” atau “disuruh Tuhan untuk beramal lebih banyak tuh”. Kemudian saya menemukan sebuah teori bahwa : Orang kaya akan lebih banyak kehilangan, karena ia dituntut untuk lebih banyak memberi. Ya, begitulah konsep keseimbangan hidup yang saya pelajari bahwa si pintar harus mengajari si bodoh, si kuat harus menolong si lemah, si kaya harus memberi si miskin.

Posisi manusia selalu berada di tengah, ketika ia melihat ke atas, ia akan selalu bisa melihat orang yang yang ‘lebih tinggi’ dari dirinya. Begitu pula saat ia melihat ke bawah, ia akan selalu menemukan orang yang ‘lebih rendah’ (baca : miskin) daripada dirinya. Jadi ketika kita kehilangan sesuatu, sebenarnya kita sedang ditunjukkan bahwa kita sedang lupa pada betapa kayanya kita, sampai-sampai kita harus dipaksa untuk memberikan sebagian harta kita pada orang lain.

Sebuah konsep yang cukup konyol. Tidak, bahkan sangat konyol. Tapi cukup efektif untuk membuat saya menjadi orang yang senantiasa berbaik sangka pada kehidupan, atau paling tidak pemikiran ini lebih baik daripada umpatan yang hanya akan mengantarkan anda pada penderitaan akibat  ketidakpuasan akan takdir yang sudah terjadi.

3 comments:

  1. setiap hari ada dua malaikat yg turun kebumi.. salah satunya mendoakan org yg bersedekah pd hari itu..,
    banyak yg logikanya terbalik akh, menganggap bahwa jika sedekah hartanya berkurang.. kitapun kadang pernah seperti itu..
    nice post.. syukron^^

    ReplyDelete
  2. Subhanallah jadi teringat pengalaman pribadi saat kehilangan barang dengan hati cemas dan saat kehilangan barang dengan senyum lucu (ternyata melegakan saat kehilangan barang dengan tersenyum dan berucap syukur :-).

    sedikit berbagi, seseorang yg bijak adalah seseorang yang meyakini bahwa segala sesuatu yg dipinjamkan akan diminta oleh pemiliknya. itulah orang yg tahu posisi dirinya dan menghargai dirinya sendiri.
    bgitupula dg harta yg kita punya, hrta ini hanyalah sbuah titipan sementara, jadi jangan terlalu mencintai barang dipinjamkan tapi CINTAilah Sang Pemilik harta, yg sudah merelakan barang yang semula baru ditangan kita namun kemudian kita lusuhkan.
    jadi pertanyaannya "SUDAHKAH KITA BESYUKUR SAMPAI DETIK INI?"....

    bicara syukur, sy terinspirasi untuk buat contoh lain yg hampir mirip dengan mentor ke dua saya, seharusnya kita merelakan harta yang kita punya dijalan ALLAH itu dengan rasa PLONG (LEGA), yaitu selega kita bisa mencabut duri dikulit kaki kita atau selega kita melepaskan gigi seri kita sewaktu kecil atau selega kita bisa buang angin. jika ilmu syukur itu sulit untuk dimaknai. yuk cukup kita maknai dengan contoh2 sepele seperti contoh di atas. dan mungkin dari pembaca ada contoh lain yg lebih melegakan.

    jadi segala sesuatu yg menimpa kita pasti ada maksud dan hikmahnya :-).
    intinya "YUK BERSYUKUR DENGAN APA YANG SUDAH KITA MILIKI, TERMASUK BERSYUKUR ATAS KESEMPURNAAN KELIMA PANCA INDRA KITA YANG MASIH BERFUNGSI SELURUHNYA SECARA NORMAL" SUBHANALLAH betapa kayanya kita.

    jadi jika barang dunia yg hilang, hehe yuk kita tesenyum lega karena masih untung yang hilang bukan salah satu dari organ tubuh kita.astaghfirullah(jadi intropeksi diri)

    untuk semuanya tetap SEMANGAT untuk selalu bersyukur :-).

    ReplyDelete
  3. nice... hanya saja gambarnya mata satu hehe...

    ^_^'

    ReplyDelete